Mengusap Muzah / Dua Sepatu (Khuffaen) dalam Berwudu
Apa sih muzah itu?
muzah itu yang saya tau sejenis kaos kaki yang tebal.
Biasanya dipakai di orang2 arab umumnya.
karena suhu nya yg dinginnya Masya Allah deh.. hehe
Jadi muzah itu biasanya untuk menghangatkan.
Begini cara bersuci memakai muzah :
Lalu beliaupun mengusap kedua sepatunya.
muzah itu yang saya tau sejenis kaos kaki yang tebal.
Biasanya dipakai di orang2 arab umumnya.
karena suhu nya yg dinginnya Masya Allah deh.. hehe
Jadi muzah itu biasanya untuk menghangatkan.
Begini cara bersuci memakai muzah :
Bab Thoharoh (Kitab Bersuci)فَصْلٌ ؛ وَالْمَسْحُ عَلَى الْخُفَيْنِ جَائِزٌ بِثَلاَثَةِ شَرَائِطَ ؛ اَنْ يَلْبَدِئَ لُبْسَهُمَا بَعْدَ كَمَالِ الطَّهَارَةِ وَاَنْ يَكُوْنَا سَاتِرَيْنِ لِمَحَلِّ غَسْلِ الْفَرْضِ مِنَ الْقَدَمَيْنِ وَاَنْ يَكُوْنَا مِمَّا يُمْكِنُ تَتَابُعُ الْمَشْيِ عَلَيْهِمَا ؛ التذهيب ٢٧~٢٨
(Ini adalah sebuah fasal untuk menerangkan perkara mengusap sepatu -khuffaen/muzah- dalam berwudu) ; Mengusap sepatu (sebagai ganti membasuh kaki dalam berwudu) hukumnya adalah boleh 1), dengan tiga syarat : Mulai memakai (sepatu) nya setelah dalam keadan suci yang sempurna 2) ; Sepatu (yang dipakai) menutupi seluruh bagian kaki yang wajib di basuh (dalam wudu) ; Dan sepatu tersebut terbuat dari bahan yang memungkinkan (kuat) untuk berjalan terus-menerus.
Penjelasan :
1). Dalil diperbolehkannya mengusap
sepatu ini adalah dari banyak hadits, diantaranya adalah yang
diriwayatkan oleh Imam Bukhori dan Muslim dari Sohabat Jarir ra,
bahwasanya beliau kencing, lalu wudu dan mengusap sepatunya (tanpa
membasuh kaki). Dan ketika ditanyakan kepadanya. “Kenapa engkau berbuat
seperti ini ?”. Jawabnya ; “Ya, saya pernah melihat Rosululloh SAW
kencing, kemudian wudu dan mengusap sepatunya (tanpa membasuh kaki)”.
Hasan Al-Bashri berkata : “Yang
meriwayatkan tentang mengusap sepatu ini ada tujuh puluh orang. Baik
berupa perbuatan atau ucapan”.
2). Imam Bukhori dan Muslim meriwayatkan
dari Sohabat Al-Mughiroh bin Syu’bah ra, ia berkata : Saya ada bersama
Rosululloh SAW pada suatu malam dalam perjalanan. Saya menyiramkan air
untuk beliau dari bejana, kemudian beliau membasuh mukanya, kedua
tangannya dan mengusap kepalanya. Kemudian ketika aku berjongkok hendak
melepas sepatunya, beliau bersabda :
دَعْهُمَا ؛ فَاِنِّيْ اَدْخَلْتُهُمَا طَاهِرَتَيْنِ
“Biarlah, karena ketika aku memakainya dalam keadaan telah suci”.Lalu beliaupun mengusap kedua sepatunya.
Keterangan :
Muzah ialah pakaian semacam kaos kaki yang lazim dipakai, tetapi
bahannya dibuat dari kulit. Perkataan Kyai Mushonif “Jaiz” / Boleh itu
memberikan pengertian, bahwa sesungguhnya membasuh -kedua kaki itu-
adalah lebih baik daripada mengusapnya. Syarat, rukun, perbatalan dan
ketentuan2 lainnya tentang fasal ini sebagaimana diuraikan dalam syarah
fathul qorieb. Wallohu a’lam. *** (Iqbal1 ; Taqrib ; Attadzhieb 27~28).
#_ https://iqbal1.wordpress.com/2011/12/22/fiqih-mengusap-dua-sepatu-khuffaenmuzah-dalam-berwudu/
0 komentar:
Posting Komentar